Aktifis Kota Bekasi Willy Sadly Pertanyakan Komitmen Perlindungan Kader PKS Terhadap Perempuan -->

Header Menu

Advertisement

Aktifis Kota Bekasi Willy Sadly Pertanyakan Komitmen Perlindungan Kader PKS Terhadap Perempuan

Pandi
Minggu

GIBASNEWS.COM KOTA BEKASI - Aktifis Kota Bekasi meragukan dan mempertanyakan komitmen perlindungan kader PKS terhadap perempuan, pasalnya kekerasan dan aksi maksiat, sangat tidak di mungkinkan dilakukan oleh kader partai Dakwah, namun faktanya seperti fenomena gunung es yang mana kadernya, merenggut kehormatan perempuan.


Hal itu disampaikan Willy Sadly, dan sekaligus Willy juga menegaskan dan menanyakan kenapa PKS menolak RUU Penghapusan Kekerasan Seksual.


“Tengok saja, perbuatan perilaku bejat dilakukan kader PKS yang yang baru-baru ini terkuak, Anggota DPRD Terpilih Periode 2024-2029 dari kader PKS H. Herman melakukan pencabulan anak dibawah umur di Singkawang, Kalimantan Barat,” kata Willy Sadly dalam keterangannya, Minggu (22/9/2024).


Selain di Singkawang, perilaku biadab juga dilakukan kader PKS inisial AH di Pasaman, Sumatera Barat yang mencabuli anak kandungnya sendiri.


Selanjutnya di Pasaman Barat “AH kader PKS diduga mencabuli putri kandungnya selama tujuh tahun. Dalam pengakuan korban, AH sudah menodai dirinya sejak usia 10 tahun hingga berusia 17 tahun,” ungkap Sadly.


Tak hanya itu, lanjut Sadly, anggota DPR RI Fraksi PKS Bukhori Yusuf telah melakukan tindak kekerasan seksual terhadap istrinya, korban telah beberapa kali mengalami tindakan KDRT seperti memukul tubuh, menampar pipi dan bibir, menggigit tangan, mencekik leher, membanting, hingga menginjak-injak tubuh korban yang sedang hamil.


“Selama ini PKS menolak RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS). Ternyata dari sikap penolakan kekerasan seksual kepada perempuan diduga ada tujuan yang buruk dilakukan penolakan oleh Partai PKS,” kata Willy.


Terkait calon kepala daerah dari PKS, khususnya Calon Walikota Bekasi yaitu Heri Koswara, Willy juga meminta komitmennya terkait perlindungan terhadap perempuan.


"Saya juga meminta, baik pada calon walikota Bekasi mapun Calon Gubernur Jawa Barat, bagaimana komitmennya perlindungan terhadap perempuan, sementara partainya sendiri menolak RUU Penghapusan Kekerasan pada Perempuan," pungkas Willy.