Gibasnews.com, BEKASI – Peserta dari berbagai daerah hadiri acara Basic Network System (BNS) di Hotel Merapi Merbabu, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (6/8/2022). Kehadiran mereka tidak lain untuk mengikuti basic training tentang menjalankan usaha dari nol hingga sukses.
Salah satu peserta asal Jayapura Papua, Jeffry Yohanes de Fretes mengungkapkan, ia tertarik bergabung dengan BNS untuk bisa menolong keluarganya. Ia mengisahkan ada beberap anggota keluarganya yang tidak tertolong karena terserang beberapa penyakit.
“Saya dengar ada program Basic Training di Bekasi untuk Magic Life bersama BNS dan saya tertarik untuk mengikutinya agar bisa menolong keluarga saya. Saya lihat banyak orang tertolong dengan produknya, syukur-syukur jika ini bisa dikembangkan dan menjadi bisnis untuk keluarga saya,” kata Jeffry.
Sementara peserta asal Madiung, Titing mengaku ingin mencapai impian sukses berbisnis dan memiliki banyak wawasan dalam ilmu berbisnis. Dalam produk Magiclife yang ia juga gunakan, ia mengaku telah merasakan manfaatnya.
“Selain syiar kesehatan, saya juga ingin bisa membantu masyarakat banyak, dan tentunya bisa mendapat pasive income,” akunya.
Di tempat yang sama, Presiden BNS Mr. H. Riman menyampaikan bahwa apa yang disampaikan dalam acara tersebut adalah lima pilar basic dalam berbisnis. Lima pilar inilah yang menjadi kunci kesuksesan seseorang dalam menjalankan bisnisnya.
“Lima pilar basic ini yang pertama adalah rumah, kedua akar, ketiga tanah, keempat akhlak, dan kelima adalah aset,” ungkapnya.
Dijelaskannya, rumah adalah simbol kenyamanan dalam hidup. Sehingga sejauh apapun manusia akan menjalani hidup maka ia akan selalu rindu untuk pulang ke rumah. “Sejauh apa pun burung terbang maka ia pulang ke rumah,” tukasnya.
Kedua tanah menjadi simbol kerendahan hati, tanah yang selama ini dipijak tidak pernah mengeluh dan tetap memberikan manfaat bagi yang lain. Ketiga adalah akhlak dimana manusia harus memiliki akhlak yang baik sehingga apa pun yang dia terima akan menjadi hal yang baik.
Sementara pilar kelima yaitu aset, kata Riman tidak saja digambarkan dengan sebuah materi. Meski finansial, rumah, gedung juga menjadi salah satu dari aset dunia, lebih dari itu ia mengajak agar perserta training dalam seminar juga memiliki aset akhirat.
“Artinya kita juga harus mempersiapkan aset kita untuk kehidupan kita nanti setelah mati,” ujarnya.
Ia mengisahkan pernah suatu ketika menanyakan kepada kakeknya kenapa menanam buah duren. Padahal jika dilihat dari proses dari pohon duren ditanam hingga berbuah akan memakan waktu yang cukup lama.
“Saya pernah bertanya kepada engkong saya kenapa menanam pohon duren, katanya untuk anak cucu, tetapi sejatinya engkong saya juga menanam untuk dirinya sendiri, yaitu bagaimana anak cucunya kelak juga akan mempunyai keilmuan,” tambahnya. (red)