GIBASNEWS, KOTA BEKASI - Dinas Kesehatan Kota Bekasi mencatat ada 1.793 kasus penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) periode Januari-November 2021 di Kota Bekasi terjadi penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2019 dan tahun 2020.
Sebanyak 1.793 kasus ISPA di tahun 2021 terdiri dari 287 kasus pada rentang usia kurang dari 1 tahun, 689 kasus usia 1-5 tahun dan 817 kasus untuk usia lebih dari 5 tahun.
Pada tahun 2020 total kasus sebanyak 2.220 dengan rincian 433 kasus usia kurang dari 1 tahun, 1.110 kasus pada usia 1-5 tahun, dan 677 kasus pada usia di atas 5 tahun.
Sementara total kasus tahun 2019 sebanyak 4.108 dengan rincian 868 kasus usia kurang dari 1 tahun, 1.989 kasus pada usia 1-5 tahun, dan 1.251 kasus pada usia lebih dari 5 tahun.
Pemkot Bekasi menghimbau warga tetap menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat dalam upaya mencegah penyakit ISPA.
Dilansir dari alodokter.com ISPA adalah infeksi di saluran pernapasan yang menimbulkan gejala batuk, pilek disertai dengan demam. Penyebarannya melalui udara. ISPA sangat mudah menular dan dapat dialami oleh siapa saja terutama anak-anak dan lansia.
Sesuai dengan namanya, ISPA akan menimbulkan peradangan pada saluran pernapasan, mulai dari hidung hingga paru-paru. Kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus, sehingga dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus dan antibiotik.
Tindakan pencegahan utama ISPA adalah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Cuci tangan secara teratur, terutama setelah beraktivitas di tempat umum.
2. Hindari menyentuh wajah, terutama bagian mulut, hidung, dan mata, untuk menghindari penularan virus dan bakteri.
3. Gunakan sapu tangan atau tisu untuk menutup mulut ketika bersin atau batuk. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit ke orang lain.
4. Perbanyak konsumsi makanan kaya vitamin, terutama vitamin C, untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
5. Olahraga secara teratur.
6. Berhenti merokok.
7. Lakukan vaksinasi, baik vaksin MMR, influenza, atau pneumonia. Diskusikan dengan dokter mengenai keperluan, manfaat, dan risiko dari vaksinasi ini.